Keutamaan Jihad Dalam Islam
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Qatadah
Keutamaan Jihad Dalam Islam merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Qatadah dalam pembahasan Syarah Umdatul Ahkam. Kajian ini disampaikan pada 14 Shafar 1440 H / 23 Oktober 2018 M.
Download mp3 yang sebelumnya: Apa Itu Jihad?
Kajian Tentang Keutamaan Jihad Dalam Islam – Syarah Umdatul Ahkam
Lihatlah dalam hadits berikut ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
مَا مِنْ مَكْلُومٍ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَجُرْحُهُ يَثْعَبُ دَمًا اللَّوْنُ لَوْنُ دَمٍ وَالرِّيحُ رِيحُ مِسْكٍ
“Tidak ada luka yang terluka di jalan Allah dan Allah maha tahu siapa yang terluka di jalan Allah kecuali datang pada hari kiamat dalam keadaan lukanya mengeluarkan darah, warnanya warna darah tetapi wanginya wangi misk (minyak kasturi)” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan berjihad dijalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Keutamaan Jihad Dalam Islam
Orang yang berjihad dijalan Allah subhanahu wa ta’ala, akan mendapatkan rintangan dan tantangan. Seperti mungkin ketika berperang dijalan Allah subhanahu wa ta’ala, seseorang akan terkena anak panah oleh musuh, tertombak, terkena goresan pedang, atau mungkin jika hari ini terkena peluru. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa yang didapatkan oleh seorang mukmin ketika berperang dijalan Allah, maka ketika nanti dia dibangkitkan dari alam kubur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” (HR Muslim)
Lalu dalam hadits yang sebelumnya bahwa orang yang meninggal dunia ketika berjalan dijalan Allah subhanahu wa ta’ala, termasuk orang yang mencari ilmu, orang yang berdakwah, masuk didalamnya karena hal itu bagian dari jihad. Walaupun hadits ini berkaitan dengan jihad khusus yaitu berperang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga menjelaskan dalam hadits lain tentang orang yang meninggal dalam keadaan ihram. Baik ihram untuk umroh atau ihram untuk haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
بينما رجل واقف بعرفة، إذ وقع عن راحلته فوقصته، أو قال: فأقعصته، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: اغسلوه بماء وسدر، وكفنوه في ثوبين -وفي رواية: في ثوبيه- ولا تحنطوه -وفي رواية: ولا تطيبوه- ، ولا تخمروا رأسه ولا وجهه ، فإنه يبعث يوم القيامة ملبيا
“Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah, tiba-tiba dia terjatuh dari hewan tunggangannya lalu hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga meninggal. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Mandikanlah dengan air yang dicampur daun bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain – dan dalam riwayat yang lain: “ dua potong kainnya “- dan jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan wajahnya. Sesungguhnya ia akan dibangkitkan pada hari kiyamat nanti dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, Allah akan membangkitkan orang sebagaimana dia meninggal dunia. Dan itu adalah sesuatu yang harus kita waspadai. Jika seseorang meninggal dunia dalam kondisi maksiat, maka diapun akan dibangkitkan dalam kondisi seperti demikian.
Orang yang menjaga wudhu akan dibangkitkan dengan bekas wudhunya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيْلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
“Umatku akan dibangkitkan di hari Kiamat kelak dalam keadaan berseri-seri bekas air wudhunya,”
Simak penjelasannya pada menit ke – 09:42
Download dan Simak Serta Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Keutamaan Jihad Dalam Islam – Syarah Umdatul Ahkam
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45287-keutamaan-jihad-dalam-islam/